Asal Usul Nama Desa

Nama "Tlogo" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "telaga" atau "danau kecil". Konon pada zaman dahulu, wilayah ini memiliki sebuah telaga yang jernih dan luas yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Telaga tersebut tidak hanya berfungsi sebagai sumber air bersih, tetapi juga sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi sosial masyarakat.

Menurut cerita turun temurun dari para sesepuh desa, telaga ini memiliki keistimewaan tersendiri. Air yang tidak pernah surut bahkan di musim kemarau membuat daerah ini menjadi pilihan utama untuk bermukim. Seiring berjalannya waktu, pemukiman di sekitar telaga semakin berkembang dan akhirnya menjadi sebuah desa yang dinamakan Tlogo.

Perjalanan Sejarah

1800-an

Awal Pemukiman

Pemukiman pertama mulai terbentuk di sekitar telaga oleh para pendatang dari daerah Mataram yang mencari lahan pertanian yang subur.

1850

Pembentukan Kampung

Jumlah penduduk semakin bertambah dan terbentuklah kampung kecil dengan sistem gotong royong yang kuat antar warga.

1920

Era Kolonial Belanda

Masa penjajahan Belanda membawa perubahan dalam sistem administrasi dan mulai dikenalnya sistem desa modern.

1945

Kemerdekaan Indonesia

Pasca kemerdekaan, Desa Tlogo mulai menata diri dengan sistem pemerintahan desa yang lebih terstruktur.

1970

Pembangunan Infrastruktur

Dimulainya pembangunan jalan, sekolah, dan fasilitas umum lainnya yang mendukung kemajuan desa.

1990

Era Modernisasi

Masuknya teknologi dan modernisasi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat desa.

2010

Era Digital

Implementasi teknologi digital dalam pelayanan pemerintahan desa dan kehidupan sehari-hari masyarakat.

2020-Sekarang

Desa Modern

Transformasi menjadi desa modern dengan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal.

Tokoh Bersejarah

Mbah Suryo Kusumo (1820-1890)

Tokoh pertama yang memimpin pembentukan kampung Tlogo. Beliau dikenal sebagai sesepuh yang bijaksana dan menjadi panutan masyarakat dalam mengembangkan sistem pertanian dan kehidupan bermasyarakat.

Kyai Hasan Munadi (1880-1955)

Ulama dan pemimpin spiritual yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam dan pendidikan di Desa Tlogo. Beliau mendirikan pesantren pertama di desa ini.

Pak Sutrisno (1935-2010)

Kepala Desa pertama setelah kemerdekaan yang memimpin selama 25 tahun dan berhasil membangun berbagai infrastruktur dasar desa.

Perkembangan Desa

200+ Tahun

Usia Desa

15 Generasi

Kepemimpinan Desa

5 Dusun

Wilayah Administratif

2,500+

Jiwa Penduduk

Warisan Budaya dan Tradisi

Desa Tlogo memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Beberapa tradisi yang masih rutin dilaksanakan antara lain:

Bersih Desa

Tradisi pembersihan desa yang dilakukan setiap tahun sebagai bentuk syukur dan doa untuk keselamatan serta kemakmuran desa. Acara ini melibatkan seluruh warga dan menjadi momen kebersamaan yang sangat penting.

Sedekah Bumi

Ritual tradisional yang dilakukan untuk menghormati alam dan memohon berkah untuk hasil pertanian yang melimpah. Tradisi ini mencerminkan kearifan lokal dalam menjaga keharmonisan dengan alam.

Gotong Royong

Semangat gotong royong masih sangat kental dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Tlogo, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga acara-acara kemasyarakatan.

Visi Historis

"Dari telaga yang jernih hingga menjadi desa yang maju, Tlogo terus berkembang dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur dan kearifan lokal yang telah diwariskan oleh para leluhur."